Dalam kehidupan
sehari-hari, banyak sekali tantangan yang kita hadapi. Sebagai manusia, kita
sering kali tergoda untuk mencari pertolongan dari berbagai pihak selain Allah.
Keinginan untuk mendapatkan solusi, pertolongan, dan perlindungan dari segala
bentuk kesulitan membuat kita kadang melupakan hakikat bahwa hanya Allah yang
memiliki kendali penuh atas segala sesuatu. Namun, sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad mengingatkan kita akan pentingnya hanya bergantung
kepada Allah dalam segala hal.
Hadist yang Menggetarkan
Hati
Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad berbunyi:
“Ya Allah, sebagaimana
Engkau melindungi wajahku dari bersujud kepada selain Mu, maka lindungilah aku
agar jangan memohon kepada selain Mu” (Imam Ahmad).
Hadist ini mengandung dua
permohonan yang sangat mendalam: pertama, permohonan agar wajah kita tidak bersujud
kepada selain Allah, dan kedua, permohonan agar kita terhindar dari
ketergantungan kepada selain-Nya. Dua hal ini menggambarkan pentingnya menjaga
kesucian hati dan menjaga ketergantungan kita hanya pada Allah.
Wajah yang Tidak Bersujud
kepada Selain Allah
Wajah merupakan bagian
tubuh yang paling mulia. Ia adalah bagian tubuh yang kita gunakan untuk
menunjukkan penghormatan kepada Allah. Dalam sujud, kita menunjukkan ketundukan
kita hanya kepada Allah, sebagai bentuk ibadah tertinggi. Allah berfirman dalam
Al-Qur’an:
“Sesungguhnya sujud itu adalah tanda ketundukan.” (QS. Al-Isra: 109)
Hadist yang diriwayatkan
Imam Ahmad mengingatkan kita bahwa sujud bukan hanya bentuk fisik, tetapi juga
simbol ketundukan hati. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga agar hati
kita tidak terjerumus dalam penyembahan atau ketergantungan kepada selain
Allah. Setiap ibadah, doa, dan harapan harus diarahkan hanya kepada-Nya, karena
hanya Allah yang memiliki kuasa atas segala sesuatu.
Lindungi Diri dari Memohon
kepada Selain Allah
Salah satu aspek yang
sering kali mengganggu ketundukan hati kita adalah kecenderungan untuk memohon
kepada selain Allah. Terkadang, kita merasa bahwa manusia atau benda-benda
materi memiliki kekuatan lebih besar dari yang kita miliki. Namun, ini adalah
bentuk penyimpangan dari prinsip tawakkul (berserah diri) yang sejati.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
"Dan hanya kepada
Allah lah kamu bertawakkal jika kamu benar-benar beriman." (QS.
Al-Mumtahanah: 4)
Kita sering kali lebih
percaya kepada manusia, benda, atau bahkan status sosial sebagai sumber
kekuatan. Padahal, sejatinya hanya Allah yang Maha Menguasai segala sesuatu.
Seperti yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah, ayat 286:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya.”
Mengandalkan selain Allah
bukan hanya membahayakan ketenangan hati, tetapi juga bisa mengarah pada
kekecewaan. Sebab, segala sesuatu yang tidak berasal dari Allah adalah sesuatu
yang sementara, yang bisa hilang kapan saja.
Pentingnya Menjaga
Ketergantungan Hanya kepada Allah
Ketika kita bergantung pada
selain Allah, kita membiarkan diri kita berada dalam keraguan. Tetapi jika kita
sepenuhnya bergantung pada Allah, kita akan merasakan kedamaian yang sejati,
meskipun dunia di sekitar kita penuh dengan ketidakpastian. Rasulullah SAW
mengajarkan kita bahwa tawakkul (berserah diri) kepada Allah tidak berarti kita
hanya berdiam diri tanpa usaha, tetapi kita tetap harus berusaha maksimal
dengan keyakinan bahwa hasil akhirnya adalah urusan Allah.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya
Ulumuddin berkata, "Tawakkul itu bukan berarti tidak berusaha, tetapi
berusaha dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharapkan hasil selain apa yang
Allah takdirkan."
Tawakkul berarti bahwa
setelah berusaha sebaik mungkin, kita menyerahkan segala urusan kepada Allah
dengan hati yang penuh keyakinan. Ini adalah prinsip yang harus kita pegang
teguh, terutama dalam menghadapi cobaan hidup yang seringkali tak terduga.
Menjadi Pribadi yang
Mandiri dengan Tawakkul
Menjadi pribadi yang hanya
bergantung kepada Allah bukan berarti kita pasif atau tidak berusaha. Justru,
tawakkul yang sejati mendorong kita untuk terus berusaha dengan semangat dan
optimisme yang tinggi, karena kita tahu bahwa Allah selalu memberi yang terbaik
sesuai dengan takdir-Nya. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah tidak
akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka sendiri yang mengubahnya.” (QS.
Ar-Ra’d: 11)
Dengan keyakinan tersebut,
kita dapat menghadapi segala tantangan hidup dengan penuh keberanian dan
kesabaran. Kita tahu bahwa Allah bersama kita dalam setiap langkah perjuangan.
Oleh karena itu, meskipun dunia sering kali penuh dengan ujian, kita harus
tetap berusaha dengan ikhlas, tanpa tergantung pada selain-Nya.
Hadist
Imam Ahmad mengajarkan kita untuk
senantiasa menjaga diri dari ketergantungan kepada selain Allah. Dengan memohon
perlindungan dan pertolongan hanya dari-Nya, kita akan merasakan kedamaian
sejati dan terhindar dari kekecewaan yang sering kali muncul saat kita
mengandalkan selain Allah. Kita harus selalu mengingat bahwa hanya Allah yang
Maha Mendengar, Maha Menjawab, dan Maha Memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Jangan biarkan ketakutan
atau ketergantungan pada hal lain menahan langkah Anda. Anda adalah seorang
pejuang dalam kehidupan ini, dan kekuatan terbesar yang Anda miliki adalah
tawakkul Anda kepada Allah. Bersandarlah pada-Nya, teruskan usaha Anda, dan
percayalah bahwa apa pun yang terjadi, Allah selalu bersama orang-orang yang
beriman dan bertawakkul kepada-Nya. Keberhasilan sejati dimulai ketika kita
berani sepenuhnya berserah diri kepada-Nya.
Referensi:
- Al-Qur’an: Surah
Al-Isra, Al-Baqarah, Al-Mumtahanah, Ar-Ra’d.
- Hadist dari Imam
Ahmad.
- Al-Ghazali, Ihya
Ulumuddin.
- Dr. Aidh Al-Qarni, La
Tahzan.
- Quotes dari para
motivator dunia yang menekankan pentingnya tawakkul dan keyakinan pada
takdir Allah.