Pernahkah
Anda merasa sia-sia setelah membaca banyak buku, namun tak banyak yang
tersimpan di ingatan? Jika iya, Anda tidak sendiri. Pertanyaan ini pernah
diajukan seorang siswa kepada gurunya: “Apa gunanya membaca, jika saya
melupakan sebagian besar isinya?”
Sang Guru
tidak menjawab saat itu. Tapi beberapa hari kemudian, pelajaran yang sangat
dalam diberikan melalui cara yang tidak biasa.
Ketika
keduanya duduk di tepi sungai, Sang Guru meminta muridnya untuk mengambil air
dengan menggunakan sebuah saringan tua yang kotor. Murid itu bingung, bahkan
nyaris menganggap permintaan itu sebagai lelucon. Tapi ia menuruti.
Berkali-kali
ia mencoba membawa air dengan saringan itu, tapi tak setetes pun yang bisa
sampai ke tangan sang Guru. Air selalu mengalir keluar dari lubang-lubangnya.
Setelah puluhan kali gagal, ia akhirnya menyerah dan berkata, “Saya gagal,
Guru. Itu tidak mungkin.”
Namun
Sang Guru tersenyum. Ia menunjuk saringan yang kini tampak bersih dan berkilau.
“Kamu tidak gagal. Kamu telah membersihkannya. Air yang mengalir telah membasuh
semua kotorannya.”
Kemudian,
Sang Guru menjelaskan:
“Begitu
juga dengan membaca buku. Kamu mungkin melupakan sebagian besar isinya. Namun,
buku-buku itu seperti air yang mengalir melalui pikiranmu membersihkannya,
menyegarkannya, bahkan menyucikannya.”
Membaca Bukan Sekadar Menghafal, Tapi Mengubah Diri
Dalam
dunia yang serba cepat dan penuh distraksi, banyak yang menganggap membaca
sebagai kegiatan yang membuang waktu jika tidak menghasilkan hafalan atau
langsung membawa keuntungan. Tapi seperti kisah di atas, membaca adalah proses
yang bekerja secara perlahan namun dalam.
Setiap
halaman yang Anda baca bahkan jika kelak terlupakan menyentuh bagian dari jiwa
Anda. Ia membentuk cara berpikir, memperhalus perasaan, menajamkan intuisi, dan
membangun karakter Anda sedikit demi sedikit. Layaknya air yang terus mengalir,
ia membersihkan pikiran dari prasangka, kejumudan, dan kebodohan.
Buku adalah Teman yang Tidak Memaksa, Tapi Mengubah
Buku
tidak pernah memaksa Anda berubah. Tapi mereka meninggalkan jejak. Entah Anda
membaca sejarah, sastra, filsafat, motivasi, atau agama, semuanya memberi Anda
warna baru. Buku tidak hadir untuk dihafalkan seluruhnya, tapi untuk ditinggali
untuk menyatu dengan cara Anda berpikir dan merasa.
Bacalah Meski Lupa
Jangan
khawatir jika Anda tidak mengingat semuanya. Teruslah membaca. Seperti tubuh
yang tidak mengingat seluruh makanan yang dimakan, namun tetap hidup dan
bertumbuh, demikian pula pikiran dan jiwa Anda yang diberi makan lewat
buku-buku.
Buku adalah
sungai pengetahuan. Biarkan diri Anda menjadi saringan yang terus dibasuh,
terus dibersihkan, dan terus disegarkan.
Ayo Membaca, Meski Lupa, Agar Tak Pernah Sama
Setiap
buku yang Anda baca mengubah Anda, bahkan tanpa Anda sadari. Maka teruslah
membaca. Jadilah saringan yang dibersihkan oleh sungai-sungai ilmu, hingga
suatu hari, Anda menjadi pribadi yang lebih jernih, tajam, dan dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar