Setiap
kata yang keluar dari lisan manusia adalah cerminan hati dan pikiran. Dalam
Islam, ucapan bukan sekadar bunyi tanpa makna, melainkan amanah yang memiliki
dampak besar bagi diri sendiri maupun orang lain. Kata-kata ringan di mulut
bisa menjadi beban berat di hati pendengarnya. Terlebih di bulan Ramadhan, di
mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan, menjaga lisan menjadi salah satu
ibadah yang sangat dianjurkan. Ucapan yang baik adalah salah satu tanda
keimanan seseorang, karena lisan yang terjaga menunjukkan hati yang bersih.
Ucapan yang menyejukkan hati orang lain bisa menjadi penyejuk di tengah
panasnya ujian kehidupan, sementara ucapan yang menyakitkan bisa melukai lebih
dalam daripada luka fisik. Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya menjaga
lisan sebagai bagian dari kesempurnaan akhlak.
Menjaga
lisan bukanlah perkara mudah. Seringkali manusia terjebak dalam godaan untuk
berucap tanpa berpikir panjang. Terlebih dalam kehidupan sehari-hari, di mana
interaksi sosial begitu intens, kata-kata menjadi senjata yang bisa membangun
atau menghancurkan. Dalam bulan Ramadhan, tantangan menjaga lisan menjadi lebih
besar karena setan dibelenggu, dan godaan itu lebih banyak berasal dari hawa
nafsu diri sendiri. Ucapan yang baik bukan hanya menenangkan hati orang lain,
tetapi juga mendatangkan ketenangan dalam diri. Ramadhan menjadi momentum bagi
setiap muslim untuk melatih diri berbicara dengan santun, penuh kasih sayang,
dan menebarkan kedamaian. Karena sejatinya, lisan yang terjaga adalah bagian
dari penyempurnaan ibadah puasa yang tidak hanya menahan lapar dan dahaga,
tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan.
Pentingnya Menjaga Ucapan
dalam Islam
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya
melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaf: 18)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap ucapan manusia
dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat. Oleh karena itu,
berbicara bukan hanya soal meluapkan isi hati, tetapi juga tentang menjaga hak
orang lain agar tidak tersakiti.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi pedoman dasar dalam berucap. Kata-kata
yang baik adalah cermin dari keimanan, sedangkan diam adalah benteng agar tidak
terjerumus dalam dosa akibat ucapan yang menyakiti orang lain.
Ucapan di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk
memperbaiki lisan. Bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan
diri dari ucapan sia-sia, ghibah, dan perkataan yang menyakitkan.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin
menegaskan bahwa puasa bukan sekadar menahan makan dan minum, tetapi juga
menahan seluruh anggota tubuh dari perbuatan dosa, termasuk lisan.
Dalam konteks Ramadhan, ucapan yang baik bisa
menjadi pahala besar. Memberikan kata-kata yang menenangkan, mendoakan orang
lain, atau sekadar menyebarkan salam adalah bentuk ibadah yang ringan di lisan
namun berat di timbangan amal.
Ucapan yang Meninggalkan
Bekas
Sebagian ulama mengatakan, "Lisan itu ibarat
anak panah, jika telah meluncur maka tidak akan bisa kembali." Ucapan yang
menyakiti hati orang lain bisa meninggalkan luka yang tidak mudah disembuhkan.
Oleh karena itu, bijaklah dalam memilih kata-kata.
Dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad, Imam Bukhari
meriwayatkan bahwa Abdullah bin Mas'ud berkata:
"Tidak ada sesuatu yang lebih layak
untuk dikurung lama daripada lisan."
Merajut Kebaikan Melalui
Kata
Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk
memperbanyak kata-kata yang membawa kebaikan. Ucapan dzikir, nasihat, dan doa
bisa menjadi cahaya yang menenangkan hati orang lain.
Seperti sabda Rasulullah ﷺ:
"Perkataan yang baik adalah
sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ucapan yang baik adalah sedekah yang tidak
membutuhkan harta, tetapi mampu memberikan kebahagiaan dan kesejukan di hati
orang lain.
Setiap kata yang kita ucapkan mungkin tidak terasa
di mulut kita, tetapi sangat terasa di hati orang lain. Dalam suasana Ramadhan
yang penuh berkah ini, mari jadikan setiap ucapan sebagai sarana memperbanyak
amal kebaikan. Pilihlah kata-kata yang mendamaikan, menenangkan, dan
menguatkan. Karena sesungguhnya, ucapan yang baik adalah cermin dari hati yang
bersih dan iman yang kuat.
Semoga Allah memudahkan kita dalam menjaga lisan
dan menjadikan setiap ucapan kita sebagai pemberat timbangan amal kebaikan di
dunia dan akhirat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar