Dalam
perjalanan hidup, kita sering kali terjebak dalam membandingkan diri dengan
orang lain. Padahal, hakikat kompetisi sejati bukanlah berusaha menjadi lebih
baik dari orang lain, melainkan menjadi lebih baik dari diri kita sendiri di
masa lalu. Prinsip ini memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam, di mana
Allah dan Rasul-Nya telah memberikan pedoman tentang bagaimana seharusnya kita
memandang perkembangan diri.
Hakikat Kompetisi dalam Al-Qur'an dan Hadis
Allah
ﷻ berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah
diusahakannya."
(QS. An-Najm: 39)
Ayat
ini menegaskan bahwa setiap manusia akan mendapatkan hasil sesuai dengan usaha
yang dilakukannya. Fokus utama bukanlah membandingkan hasil dengan orang lain,
melainkan bagaimana usaha yang telah kita lakukan dalam memperbaiki diri.
Rasulullah
ﷺ juga bersabda:
"Barang siapa yang harinya sekarang lebih baik
daripada kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung. Barang siapa yang
harinya sekarang sama dengan kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan
barang siapa yang harinya sekarang lebih buruk daripada kemarin, maka ia
termasuk orang yang celaka."
(HR. Al-Hakim)
Hadis
ini menjadi pedoman bahwa ukuran kesuksesan sejati adalah perbaikan diri yang
berkesinambungan, bukan kemenangan atas orang lain.
Kompetisi dalam Kebaikan di Bulan Ramadhan
Bulan
Ramadhan adalah momentum istimewa bagi umat Islam untuk berkompetisi dalam
kebaikan dan akselerasi amal shalih. Allah ﷻ berfirman:
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa."
(QS. Ali Imran: 133)
Ibnu
Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan anjuran untuk
bersegera dalam melakukan amal shalih, terutama di bulan-bulan penuh keberkahan
seperti Ramadhan. Pada bulan ini, amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, dan
pintu-pintu surga dibuka.
Akselerasi Amal Shalih
Akselerasi
amal shalih berarti mempercepat dan meningkatkan kualitas serta kuantitas
ibadah kita. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ
bersabda:
"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan
penuh keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu." (HR.
Bukhari dan Muslim)
Beberapa
amalan yang bisa diakselerasi di bulan Ramadhan antara lain:
- Shalat Tarawih dan Qiyamul Lail
- Membaca Al-Qur'an (Tadarus)
- Sedekah dan Infak
- Berdoa dan Dzikir
- Memperbanyak Istighfar
Imam
Hasan Al-Bashri berkata:
"Ramadhan adalah ladang amal, maka barang siapa yang
tidak menanam di dalamnya, bagaimana mungkin ia menuai hasilnya di hari
pembalasan?"
Fokus pada Perbaikan Diri
Para
ulama menekankan bahwa introspeksi diri (muhasabah) adalah langkah awal dalam
memperbaiki diri. Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu pernah berkata:
"Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah
amalmu sebelum amalmu ditimbang."
Prinsip
ini mengajarkan kita untuk terus mengevaluasi diri dan menetapkan target-target
kecil yang dapat dicapai setiap hari. Tidak perlu membandingkan diri dengan
orang lain, cukup bertanya: Apakah hari ini aku lebih baik dari kemarin?
Cara Menjadi Lebih Baik dari Diri Sendiri
- Muhasabah Harian: Luangkan waktu setiap
malam untuk mengevaluasi amal ibadah, hubungan sosial, dan produktivitas
harian.
- Menetapkan Target Kecil: Fokus pada perbaikan
kecil namun konsisten dalam aspek ibadah, ilmu, dan akhlak.
- Syukur dan Sabar: Bersyukur atas
pencapaian kecil dan bersabar dalam menghadapi keterbatasan.
- Belajar dari Ulama: Membaca buku-buku
motivasi Islami dan mendengarkan nasihat dari para ulama.
Inspirasi dari Tokoh-Tokoh Muslim Modern
Dr.
Raghib As-Sirjani dalam bukunya Bagaimana
Menjadi Muslim Produktif menekankan pentingnya konsistensi dalam
memperbaiki diri. Beliau berkata:
"Perbaikan diri tidak terjadi secara instan, melainkan
hasil dari usaha kecil yang dilakukan secara terus-menerus."
Aa
Gym juga sering mengingatkan bahwa hidup adalah proses memperbaiki diri setiap
hari dengan semboyan Dzikir,
Pikir, Ikhtiar.
Penutup
Kompetisi
sejati bukanlah tentang menjadi lebih baik dari orang lain, tetapi menjadi
lebih baik dari diri sendiri setiap hari. Islam telah mengajarkan bahwa manusia
dinilai bukan berdasarkan hasil yang diraih, melainkan usaha dan niat dalam
memperbaiki diri. Fokuslah pada perjalanan, bukan tujuan. Dengan muhasabah,
syukur, dan ikhtiar, kita bisa menjadi hamba yang lebih baik di hadapan Allah
setiap hari.
Bulan
Ramadhan menjadi kesempatan emas untuk mempercepat langkah kita dalam kebaikan,
memperbanyak amal shalih, dan menjadi pribadi yang lebih bertakwa. Jangan sia-siakan
kesempatan ini, karena kita tidak tahu apakah kita akan bertemu Ramadhan di
tahun berikutnya.
Sebagaimana
pepatah mengatakan:
"Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan esok
harus lebih baik dari hari ini."
Semoga
Allah memudahkan langkah kita dalam memperbaiki diri dan menjadikan setiap hari
sebagai peluang untuk meraih ridha-Nya. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar