Teks Berjalan

Selamat Datang di Blog abuyasin.com Selamat Datang di Blog abuyasin.com

Jumat, 14 Februari 2025

Hidup dengan Rasa Cukup: Perspektif Islam tentang Qana'ah dan Kesederhanaan

 

Dalam kehidupan modern, manusia sering kali terjebak dalam lingkaran tanpa akhir dari ketidakpuasan. Gaji naik, tetapi kebutuhan bertambah. Keinginan yang dahulu hanya sebatas impian kini menjadi standar hidup. Akhirnya, kita bertanya, "Cukup itu seberapa?" Pertanyaan ini sejatinya telah dijawab oleh Islam sejak berabad-abad lalu melalui konsep qana'ah (merasa cukup) dan kesederhanaan.

1. Sifat Dasar Manusia dan Ketidakpuasan

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa manusia secara fitrah memiliki kecenderungan untuk selalu merasa kurang:

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir." (QS. Al-Ma’arij: 19-21)

Hal ini juga ditegaskan dalam hadis Rasulullah ﷺ:

"Seandainya anak Adam memiliki dua lembah emas, niscaya dia akan menginginkan lembah emas yang ketiga, dan tidak akan pernah merasa cukup kecuali tanah telah memenuhi perutnya. Namun, Allah menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menggambarkan realitas psikologis manusia yang selalu ingin lebih. Oleh karena itu, Islam mengajarkan konsep qana’ah sebagai solusi untuk mengendalikan nafsu duniawi.

2. Qana'ah: Kunci Kebahagiaan Sejati

Qana'ah berarti menerima dengan ridha apa yang telah Allah berikan, tanpa menghalangi usaha dan ikhtiar. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Beruntunglah orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan dikaruniai qana'ah terhadap apa yang Allah berikan kepadanya." (HR. Muslim)

Ibnul Qayyim rahimahullah menambahkan bahwa qana'ah tidak hanya terkait dengan materi, tetapi juga melibatkan hati yang tenang dan tidak terikat oleh dunia:

"Orang yang paling kaya adalah mereka yang merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, sedangkan orang yang paling miskin adalah mereka yang terus-menerus merasa kurang."

Hal ini sesuai dengan firman Allah:

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain." (QS. An-Nisa’: 32)

3. Strategi Islam untuk Mencapai Qana'ah

Bagaimana agar kita bisa merasa cukup dan tidak terus menerus mengejar dunia tanpa batas? Islam memberikan beberapa panduan:

a. Membiasakan Syukur
Allah berjanji dalam Al-Qur’an:

"Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu, tetapi jika kamu kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

Syukur membuat kita fokus pada nikmat yang sudah ada, bukan pada hal yang belum kita miliki.

b. Menjaga Prioritas: Kebutuhan vs. Keinginan
Islam mengajarkan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Imam Al-Ghazali mengatakan:

"Barang siapa yang mempersempit keinginannya, maka Allah akan melapangkan hatinya."

Keinginan yang tidak terkendali hanya akan membawa seseorang kepada beban yang tidak perlu.

c. Hidup Sederhana seperti Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ adalah pemimpin umat, tetapi hidupnya sangat sederhana. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

"Tidak pernah kenyang keluarga Muhammad dari roti gandum selama tiga hari berturut-turut hingga beliau wafat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesederhanaan inilah yang membawa keberkahan dalam hidup.

4. Bahaya Gaya Hidup Konsumtif

Dalam dunia modern, media sosial dan iklan komersial sering kali memicu FOMO (Fear of Missing Out). Imam Ibn Taimiyah pernah berkata:

"Barang siapa yang hatinya hanya dipenuhi oleh dunia, maka ia tidak akan pernah puas dan selalu merasa kurang."

Maka, solusinya adalah mengendalikan diri dari jebakan konsumerisme dan lebih fokus pada investasi spiritual.

Kesimpulan

Cukup itu bukan tentang berapa banyak yang kita miliki, tetapi tentang bagaimana hati kita menerimanya. Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada harta, tetapi pada qana’ah, syukur, dan hidup sederhana. Dengan menerapkan ajaran ini, kita akan terhindar dari perangkap ketidakpuasan dan mendapatkan ketenangan yang hakiki.

Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

"Kekayaan yang sebenarnya bukanlah banyaknya harta, tetapi kekayaan yang sejati adalah kekayaan hati." (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka, mari kita belajar merasa cukup agar hidup menjadi lebih tenang, berkah, dan penuh kebahagiaan sejati.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar