Dalam hidup ini, banyak
tantangan yang menguji ketahanan dan ketekunan kita. Di tengah perjalanan
kehidupan yang penuh dinamika, kita dihadapkan dengan pilihan: apakah kita akan
bergerak maju atau mundur, apakah kita akan tetap istiqomah atau tergoda untuk
berhenti. Adalah penting bagi setiap individu untuk melangkah dengan cepat,
melompat dengan dahsyat, dan tidak kalah dengan penjahat yang bertobat. Kalimat
ini bukan sekadar kata-kata indah, tetapi mengandung makna yang mendalam
tentang bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan dengan semangat,
kecepatan, dan ketulusan hati.
Seperti kata pepatah,
"Think first, do first." Artinya, kita harus berpikir terlebih
dahulu, namun tidak hanya berhenti pada pemikiran. Kita perlu segera bertindak,
tidak hanya menjadi pemikir, tetapi juga pelaku yang nyata. Dalam konteks ini,
kita akan mengeksplorasi lebih dalam mengenai bagaimana menjalani hidup dengan
penuh semangat, kecepatan, dan istiqomah dalam menghadapi segala rintangan yang
ada.
1. Think First, Do First:
Menjadi Pemikir dan Pelaku
"Think first, do
first" mengingatkan kita bahwa tidak ada manfaatnya hanya berpikir tanpa
ada tindakan nyata. Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk tidak hanya
mengandalkan doa, tetapi juga usaha. Dalam Surah Al-Imran (3:159), Allah
berfirman:
"Dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah; sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal."
Penting untuk berpikir
dengan bijak sebelum bertindak, tetapi lebih penting lagi untuk segera
bertindak setelah membuat keputusan yang tepat. Seperti halnya seorang
pengusaha yang merancang strategi, kita juga harus merancang langkah kita dalam
hidup dengan hati-hati, namun setelah itu, kita harus melangkah dengan cepat
dan penuh keyakinan.
Para motivator dunia,
seperti Dr. Aidh al-Qarni dalam bukunya La Tahzan, menekankan pentingnya
mengendalikan diri agar tidak terjebak dalam keraguan yang berlarut-larut. Ia
mengingatkan bahwa orang yang selalu berpikir panjang tetapi tidak bertindak,
pada akhirnya akan kehilangan banyak kesempatan.
2. Melompat Dahsyat dengan
Cepat: Kecepatan dalam Bertindak
Dalam dunia yang semakin
cepat ini, kecepatan menjadi salah satu kunci untuk meraih kesuksesan. Namun,
kecepatan ini bukan berarti terburu-buru tanpa perencanaan. Kecepatan dalam
bertindak harus seimbang dengan ketepatan tujuan.
Umar bin Khattab, salah
satu sahabat terbaik Rasulullah SAW, dikenal sebagai sosok yang cepat dalam
mengambil keputusan dan bertindak. Beliau mengatakan:
"Tangan Allah berada
di atas orang yang bergerak cepat dalam kebaikan."
Kecepatan ini sangat
penting dalam era digital dan perubahan zaman yang begitu cepat. Kita harus
bisa bergerak lebih cepat dari orang lain, beradaptasi dengan teknologi baru,
dan mengambil peluang yang ada. Namun, kecepatan ini harus diimbangi dengan
ketepatan, sehingga kita tidak melangkah ke arah yang salah.
Sebagaimana yang dikatakan
oleh motivator Muslim dunia, Mufti Menk, kita harus berusaha untuk tidak
membuang-buang waktu. "Setiap detik yang kita lewatkan tanpa melakukan
sesuatu yang bermanfaat adalah sebuah kerugian."
3. Jangan Kalah dengan
Penjahat yang Bertobat
Kalimat ini menekankan
pentingnya tidak menganggap remeh siapa pun, termasuk mereka yang pernah salah,
tetapi kini bertobat dan memperbaiki diri. Hal ini juga mengajarkan kita untuk
tidak menyerah meskipun kita melihat banyak orang yang lebih cepat atau lebih
sukses dari kita.
Allah berfirman dalam Surah
Al-Furqan (25:70):
"Kecuali orang-orang
yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal yang saleh. Maka Allah mengganti
keburukan mereka dengan kebaikan. Dan adalah Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
Betapa besar kasih sayang
Allah kepada hamba-Nya yang bertobat dan berusaha memperbaiki diri. Dalam
kehidupan ini, kita akan selalu menemui orang yang lebih cepat, lebih pintar,
atau lebih beruntung. Namun, jangan pernah merasa kalah. Fokuslah pada
perjuangan kita, terus berusaha dan berkembang, dan jangan pernah berhenti
bertobat dan memperbaiki diri.
4. Istiqomah:
Mempertahankan Kebaikan dalam Setiap Langkah
Istiqomah adalah kunci dalam mencapai kesuksesan.
Keteguhan hati untuk terus melangkah di jalan yang benar adalah sesuatu yang
harus dipertahankan, meskipun jalan tersebut penuh dengan cobaan dan rintangan.
Imam al-Ghazali
mengingatkan:
"Barang siapa yang
istiqomah di jalan Allah, maka Allah akan menolongnya."
Istiqomah bukanlah tentang
menjadi sempurna, tetapi tentang keberanian untuk terus berjalan meskipun dalam
keadaan sulit. Para ulama selalu menekankan bahwa istiqomah adalah salah satu
jalan menuju kebahagiaan dan kesuksesan sejati. Dalam kehidupan kita, istiqomah
adalah tentang terus-menerus memperbaiki diri dan menjaga tujuan kita tetap
lurus, meskipun tantangan datang silih berganti.
5. Bergerak Lebih Cepat,
Bekerja Lebih Lama, Berjuang dengan Senang
Menghadapi dunia yang penuh
dengan tantangan, kita perlu bergerak lebih cepat, bekerja lebih lama, dan
berjuang dengan senang. Ketika kita bekerja dengan senang, setiap tantangan
menjadi lebih mudah dihadapi, dan kita akan lebih mudah mencapai tujuan kita.
Para ulama juga mengajarkan
bahwa bekerja dengan ikhlas dan senang hati adalah bagian dari ibadah.
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya setiap
amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan
apa yang ia niatkan."
Jika niat kita bekerja
adalah untuk mencari ridha Allah, maka setiap langkah yang kita ambil akan
menjadi bagian dari amal ibadah yang membawa pahala.
Keberanian untuk Berjuang
dan Terus Maju
Kehidupan ini penuh dengan
ujian dan tantangan, namun kita harus selalu ingat bahwa kita diberi kekuatan
oleh Allah untuk menghadapinya. "Jangan kalah dengan penjahat yang
bertobat," adalah ajakan untuk tidak menyerah, melainkan terus melangkah
maju meskipun ada orang lain yang lebih cepat atau lebih berhasil. Dengan
istiqomah, kecepatan, dan semangat yang tinggi, kita akan bisa mencapai tujuan
kita.
Ingatlah selalu bahwa
setiap perjuangan yang kita lakukan dengan ikhlas dan penuh semangat, pada
akhirnya akan membawa hasil yang luar biasa. Kita harus tetap bergerak, tetap
bekerja, dan tetap berjuang dengan senang, karena setiap langkah kita adalah
bagian dari perjalanan menuju keberhasilan yang hakiki.
Daftar Pustaka
- Al-Qarni, A. (2005). La Tahzan: Jangan Bersedih.
Jakarta: Penerbit Mizan.
- Al-Ghazali, A. (n.d.). Ihya' Ulum al-Din (Revival of
the Religious Sciences). Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
- Menk, M. (2017). Don’t be Sad: How to live your
life with meaning and happiness. Jakarta: Penerbit Qultum Media.
- Riyad as-Salihin (n.d.). Hadith Collection of Good Manners.
(Trans. Abu al-Mundhir, A.) Jakarta: Penerbit Dar al-Fikr.
- Sunan Ibn Majah (n.d.). Sunan Ibn Majah: A Comprehensive
Collection of Hadiths. (Trans. Ghulam, K.) Lahore: Lahore Publishing
House.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar