Teks Berjalan

Selamat Datang di Blog abuyasin.com Selamat Datang di Blog abuyasin.com

Jumat, 06 Desember 2024

Jaga Lisan dan Pandangan: Meneladani Akhlak Mulia Sesuai Syariat Islam

 





Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, menjaga lisan dan pandangan adalah salah satu aspek penting dalam membentuk akhlak mulia. Sebagaimana ungkapan bijak yang sering disampaikan: "Jaga lisanmu agar tidak menyakiti seorang pun, dan jaga matamu agar tidak memandang rendah siapapun." Ungkapan ini memiliki makna yang dalam, mengingat lisan dan pandangan adalah dua hal yang sering kali menjadi sebab munculnya konflik, kebencian, dan keretakan hubungan sosial. Islam, sebagai agama yang sempurna, telah menekankan pentingnya menjaga dua aspek ini demi menciptakan harmoni dalam masyarakat, sekaligus menunjukkan ketaatan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dalam konteks menjaga lisan, ucapan yang buruk dapat melukai hati orang lain, menghancurkan kepercayaan, bahkan menimbulkan permusuhan. Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini mengajarkan bahwa setiap ucapan harus dipikirkan terlebih dahulu, apakah bermanfaat atau justru dapat menimbulkan mudarat. Lisan yang tidak terjaga dapat menimbulkan fitnah, menyakiti hati orang lain, dan menjadi penyebab dosa yang berat.

Islam mengajarkan bahwa menyakiti sesama muslim adalah dosa besar yang balasannya bisa langsung dirasakan di dunia sebelum pembalasan akhirat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak ada dosa yang lebih layak untuk disegerakan balasannya di dunia selain dari dosa kezaliman dan memutuskan hubungan silaturahim." (HR. Abu Dawud). Hal ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki agar setiap muslim menjaga keharmonisan dan tidak melukai hati saudara seimannya.

Dengan menjaga lisan dan pandangan, seorang muslim tidak hanya menjalankan perintah Allah, tetapi juga mencerminkan keindahan akhlak Islam yang menjadi teladan bagi orang lain. Rasulullah ﷺ adalah contoh terbaik dalam hal ini. Beliau selalu menggunakan lisannya untuk menyampaikan kebaikan dan pandangannya untuk memuliakan orang lain, tanpa memandang status sosial, ras, atau kebangsaan. Oleh karena itu, menjaga lisan dan pandangan bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga sarana untuk mempererat ukhuwah dan menciptakan masyarakat yang damai.

Sebagai manusia, kita sering dihadapkan pada godaan untuk mengucapkan kata-kata yang tidak baik atau memandang rendah orang lain. Namun, dengan memahami ajaran Islam dan meneladani akhlak Rasulullah ﷺ, kita dapat mengendalikan diri dari perbuatan tersebut. Dengan demikian, menjaga lisan dan pandangan menjadi langkah awal untuk mencapai ridha Allah dan menjadi hamba yang berakhlak mulia.

Dalam kehidupan nyata, seringkali kita melihat contoh perilaku arogan dari pejabat atau aparat yang tidak menjaga lisan maupun pandangannya. Misalnya, seorang pemimpin yang meremehkan rakyat kecil atau seorang aparat yang berbicara kasar kepada masyarakat yang dilayaninya. Sikap semacam ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Nabi Muhammad ﷺ mencontohkan kepemimpinan yang penuh kasih sayang, rendah hati, dan menghormati semua orang, termasuk kaum dhuafa.

Sebagai perbandingan, Khalifah Umar bin Khattab r.a. dikenal sebagai pemimpin yang tegas namun sangat peduli terhadap rakyatnya. Beliau sering menyamar untuk memastikan keadilan ditegakkan dan tidak pernah meremehkan orang miskin atau lemah.

Dampak Menyakiti Sesama Muslim

Islam mengajarkan bahwa menyakiti sesama muslim akan mendapatkan balasan langsung di dunia. Hal ini diperkuat oleh sabda Nabi ﷺ:

"Tidak ada dosa yang lebih layak untuk disegerakan balasannya di dunia, selain dari dosa kezaliman dan memutuskan hubungan silaturahim."
(HR. Abu Dawud, no. 4902)

 

Dalil Al-Qur'an dan Hadis

Al-Qur'an

Menjaga Lisan
Allah berfirman:

"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."
(QS. Qaf: 18)

Ayat ini mengingatkan bahwa setiap perkataan manusia diawasi dan dicatat oleh malaikat. Oleh karena itu, ucapan yang menyakitkan akan menjadi catatan buruk di hadapan Allah.

Hadis

  1. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak menzaliminya, tidak merendahkannya, dan tidak menghinakannya. Takwa itu di sini (beliau menunjuk ke dada)."
(HR. Muslim, no. 2564)

Hadis ini menunjukkan larangan keras merendahkan atau menyakiti saudara sesama muslim.

  1. Dalam hadis lain:

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan bahwa menjaga lisan adalah tanda keimanan yang sejati.

Perkataan Ulama

  1. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebutkan:

"Lisan adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia, namun juga salah satu sumber dosa terbesar jika tidak dijaga."

  1. Ibn Qayyim Al-Jauziyah dalam Madarij As-Salikin menjelaskan:

"Pandangan yang tidak terjaga adalah salah satu pintu setan menuju hati manusia."

3.    Dr. 'Aidh al-Qarni dalam bukunya La Tahzan mengingatkan bahwa berkata buruk kepada orang lain ibarat menyebarkan api yang dapat membakar diri sendiri.

  1. Buya Hamka, seorang ulama besar dari Indonesia, dalam karya klasiknya Tafsir Al-Azhar, menjelaskan bahwa manusia yang tidak menjaga lisan dan pandangannya akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri dan orang di sekitarnya.

 

 

Penutup

Menjaga lisan dan pandangan adalah bagian dari akhlak mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan menjaga keduanya, kita tidak hanya menjaga keharmonisan dalam hubungan antar sesama, tetapi juga menunjukkan ketakwaan kita kepada Allah. Semoga kita semua dapat meneladani Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya dalam menjaga lisan dan pandangan, serta menjauhi sifat arogan yang merusak diri dan masyarakat.

Referensi

  • Al-Qur'an dan Terjemahannya
  • Ihya Ulumuddin oleh Imam Al-Ghazali
  • Madarij As-Salikin oleh Ibn Qayyim Al-Jauziyah
  • La Tahzan oleh Dr. 'Aidh al-Qarni
  • Tafsir Al-Azhar oleh Buya Hamka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar