Hidup adalah perjalanan
yang dinamis. Ia menuntut kita untuk terus bergerak, berkembang, dan
berkontribusi. Jika kita memilih stagnasi, sesungguhnya kita memilih untuk mati
perlahan, baik secara spiritual, mental, maupun sosial. Kehidupan menuntut kita
untuk senantiasa beradaptasi dengan perubahan, menghadapi tantangan, dan
mencari peluang baru. Hanya dengan bergerak, kita bisa memanfaatkan potensi
diri yang telah Allah berikan.
Allah menciptakan manusia
sebagai makhluk yang penuh daya dan potensi. Dalam setiap detik kehidupan, kita
dihadapkan pada pilihan: tetap bergerak maju atau berhenti di tempat. Namun,
berhenti bukanlah keadaan yang netral, melainkan langkah mundur karena waktu
terus berjalan dan peluang terus berlalu. Oleh karena itu, bergerak adalah
keharusan bagi siapa saja yang ingin hidup bermakna.
Ketika kita berbicara
tentang bergerak, ini bukan hanya dalam arti fisik tetapi juga mencakup aspek
mental, emosional, dan spiritual. Bergerak berarti terus belajar, memperbaiki
diri, dan berbuat baik kepada sesama. Stagnasi hanya akan membawa kita pada
kehampaan, sementara pergerakan membawa kita pada pertumbuhan dan keberhasilan.
Dalil Al-Qur'an
Allah berfirman dalam surah
Al-Munâfiqûn ayat 9-11:
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka
itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah
Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara
kamu; lalu ia berkata: 'Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan
aku termasuk orang-orang yang saleh?' Dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha
Mengenal apa yang kamu kerjakan."
Ayat ini menegaskan
pentingnya bergerak, khususnya dalam melakukan amal kebaikan. Stagnasi dalam
kehidupan hanya membawa penyesalan di akhirat kelak.
Dalam surah At-Taubah ayat
105, Allah memerintahkan:
"Dan
katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan.'"
Ayat ini menggarisbawahi
pentingnya bekerja dan berkarya sebagai bagian dari tanggung jawab seorang
Muslim.
Hadits Nabi
Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda:
"Barang
siapa yang harinya sekarang lebih buruk dari kemarin, maka dia adalah orang
yang merugi. Barang siapa yang harinya sekarang sama dengan kemarin, maka dia
adalah orang yang tertipu. Dan barang siapa yang harinya sekarang lebih baik
dari kemarin, maka dia adalah orang yang beruntung." (HR. Al-Bukhari)
Hadits ini memberikan pesan
tegas bahwa kita harus terus bergerak maju dan meningkatkan kualitas diri. Diam
di tempat hanya akan membawa kerugian.
Pandangan Ulama
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
mengatakan, "Waktu adalah kehidupan itu sendiri. Jika seseorang
menyia-nyiakannya, maka ia telah menyia-nyiakan kehidupannya." Ulama
besar ini mengingatkan bahwa waktu adalah aset yang sangat berharga. Tidak
memanfaatkannya berarti kehilangan kesempatan untuk hidup dengan penuh makna.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya
Ulumuddin juga menekankan, "Jika kamu tidak menyibukkan dirimu
dengan kebaikan, maka keburukan akan menyibukkanmu." Hal ini
menunjukkan bahwa stagnasi bukanlah keadaan netral, tetapi kondisi yang
berbahaya karena membuka peluang untuk hal-hal negatif.
Motivator Dunia
Tony Robbins, seorang motivator
terkenal, berkata, "If you are not growing, you are dying."
Pertumbuhan adalah tanda kehidupan. Jika kita berhenti bergerak, secara tidak
langsung kita sedang menuju kematian, bukan hanya dalam arti fisik tetapi juga
dalam hal potensi dan makna hidup.
Simon Sinek, penulis Start
with Why, mengungkapkan, "Progress is impossible without change,
and those who cannot change their minds cannot change anything."
Perubahan dan pergerakan adalah fondasi dari setiap pencapaian besar dalam
hidup.
Dr. 'Aidh al-Qarni, penulis
buku La Tahzan, menuliskan, "Jika kamu ingin bahagia, maka
jangan berhenti di tempat. Bergeraklah, karena kehidupan adalah aktivitas dan
tindakan. Stagnasi adalah sumber kegalauan, sementara pergerakan adalah jalan
menuju kedamaian." Pesan ini menegaskan bahwa kebahagiaan sejati
terletak pada keberanian untuk terus melangkah meski menghadapi rintangan.
Bergerak: Kunci Kehidupan
Bermakna
Bergerak berarti mengambil
tindakan nyata, baik dalam beribadah, bekerja, maupun berkarya. Islam mengajarkan
keseimbangan antara dunia dan akhirat. Seorang Muslim yang sukses adalah mereka
yang mampu memanfaatkan waktunya untuk hal-hal produktif, yang memberikan
manfaat untuk dirinya dan orang lain.
Salah satu langkah praktis
adalah memulai hari dengan niat yang jelas dan tujuan yang spesifik. Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
"Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Ahmad)
Penutup
Bergerak atau mati bukan
hanya sekadar pilihan, tetapi keharusan. Hidup yang penuh makna adalah hidup
yang diisi dengan aktivitas positif, produktif, dan bermanfaat. Jangan biarkan
waktu berlalu tanpa jejak kebaikan. Ingatlah bahwa Allah melihat setiap usaha
kita, sekecil apa pun itu.
Mari kita jadikan hidup ini
sebagai ladang amal yang subur, bergerak dengan semangat, dan mengisi setiap
detiknya dengan hal-hal yang mendekatkan kita kepada keridhaan-Nya. Karena pada
akhirnya, yang diam hanya akan mati, sementara yang bergerak akan hidup abadi
dalam kebaikan.
Daftar Pustaka
- Al-Qur'an
dan Terjemahannya.
- Al-Bukhari,
Shahih Al-Bukhari.
- Al-Ghazali,
Imam. Ihya Ulumuddin.
- Ibnul
Qayyim Al-Jauziyah. Al-Fawaid.
- Robbins,
Tony. Awaken the Giant Within.
- Sinek,
Simon. Start with Why.
- Al-Qarni,
Dr. 'Aidh. La Tahzan.
- Ahmad,
Musnad Imam Ahmad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar